Sunday, November 1, 2015

Bahas Kemaritiman, Pakar Kedirgantaraan Dunia Berkumpul di Bali

ilustasi (foto;LAPAN)

LAPAN

Para pakar dari berbagai negara bakal membahas seputar perkembangan dan informasi tekonologi kedirgantaraan atau penerbangam dan antariksa dalam mendukung pemantauan maritim.

Kegiatan diprakarsasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.(LAPAN) bertajuk International Seminar on Aerospace Science and Technology (ISAST) yang ke III pada tanggal 27 hingga 29 Oktober 2015 di Hotel Grand Inna Kuta, Bali

ISAST adalah seminar internasional sebagai pengembangan dari  Seminar Nasional IPTEK Dirgantara (SIPTEKGAN).  

"Seminar sebagai sarana pertukaran informasi, berkaitan penelitian dan pengembangan sains dan teknologi dirgantara bagi universitas, institusi, dan industri," kata  Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lapan, Jasyanto, dalam siaran persnya diterima Kabarnusa.com Selasa (27/10/2015).

Rencananya, seminar dihadiri Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. H. Mohamad Nasir.

IAST tahun ini, bertema 'Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa dalam Mendukung Pemantauan Maritim'. 

Topik pembahasan dalam kegiatan ini mencakup aerodinamika, astrodinamika, propulsi, struktur ringan, propelan, avionik.


Juga, dinamika terbang, kontrol jelajah, teknologi roket, teknologi satelit, teknologi pesawat terbang, dan sensor terbang dan UAV. 

ISAST 2015 merupakan momen yang sangat tepat dan strategis karena hasil penelitian dan pengembangan teknologi antariksa Indonesia melalui LAPAN sudah bertaraf  internasional

Hal ini kian dibuktikan suksesnya peluncuran Satelit Lapan-A2 karya anak bangsa dengan menggunakan roket India pada 28 September 2015. Satelit berbobot 78 kilogram ini akan melintasi Indonesia 14 kali sehari setiap 90 menit.

Selain itu, bidang penerbangan LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia berkomitmen mewujudkan pesawat transport nasional yang sepenuhnya dirancang oleh putra-putri Indonesia. 

Hal ini dibuktikan dengan pembuatan pesawat penumpang berkapasitas 19 orang yang bernama N219. Pesawat N219 kelak menjadi moda transportasi utama bagi pulau-pulau di Indonesia yang tidak dapat ditempuh oleh jalur darat dan laut.

"Pesawat ini siap diperkenalkan kepada publik pada November 2015," sambungnya. 

Seminar ini diikuti 106 peserta dari berbagai negara antara lain Indonesia, Jepang, Inggris, Korea, dan Arab Saudi. 

Dalam seminar ditampilkan lima pembicara tamu yaitu Kepala LAPAN dengan topik Development of Aeronautics and Space Technology to Support Maritime Application, Rektor Udayana dengan topik Udayana University Policies in Support of Aerospace Technology.

Selain itu hadir, Prof. Tatsuhiko Aizawa dari Shibaura Institute of Technology Jepang  dengan topik An Innovation Toward Micro - and Nano - Manufacturing, Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D. dari Chiba University Jepang dengan topik Potentionality of Aerospace and Aeronautics Smart Technology Development for Maritime Support in Indonesia, dan Prof. Changjin Lee dari Konkuk University, Korea. 
Kabarnusa.com 

No comments:

Post a Comment